Hai kawan ONshare™ kali ini saya ingin berbagi artikel yang saya beri judul Rebo Wekasan ( Rabu Pungkasan ). Kawan-kawan pasti ada yang bertanya-tanya apa maksud dari judul diatas, Begini kawan, rebo wekasan (rabu pungkasan) adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh warga masyarakat Desa Suci Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat-Nya. Apa itu?
Dahulu kala didesa tersebut telah ditemukan sumber mata air baru yang sangat membuat orang-orang merasa senang dan mereka memutuskan berbondong-bondong pindah ketempat dimana sumber mata air tersebut berada, dan disitu juga mereka mendirikan masjid sebagai tempat beribadah hingga akhir hayat mereka. Lantaran tempat yang mereka tempati belum ada namanya sedangkan penduduknya sudah sangat banyak sekali, akhirnya lama-kelamaan tempat tersebut dinamai desa Sumber hingga sekarang.
Menurut penanggalan jawa sumber mata air diketemukan untuk pertama kali dan juga telah diselesaikannya masjid yang mereka dirikan ditempat tersebut, adalah tepat pada hari Rabu Pungkasan (Rebo Wekasan) di bulan Sapar. karena hal tersebut akhirnya para penduduk ditempat tersebut perlu mengadakan Tasyakuran.
Pada hari Rabu tengah malam, pungkasan atau akhir bulan sapar itulah dilakukan tasyakuran dengan cara mensucikan diri dengan berwudlu dikolam-kolam yang telah disediakan sebelumnya dan setelah itu mereka mendengarkan wejangan/nasihat dari Sunan Giri.
Kala itu Sunan Giri berkata :
" Sumber air Zamzam di Masjidil Haram Mekah, diketemukan pada hari Rabu Pungkasan ( Rebo Wekasan), jadi khasiat sumber air disini juga sama dengan air Zamzam "
Kemudian Sunan Giri kembali berkata :
" Barang siapa mensucikan dirinya di sumber air ini pada pada tengah malam Rabu Pungkasan (Rebo Wekasan) di bulan Sapar, dan dengan khusuk mengajukan permohonan kepada Allah SWT, maka dengan kehendak Allah SWT, permohonan tersebut akan dikabulkan "
Selanjutnya Sunan Giri berpesan agar tiap tahunnya di bulan Sapar pada tengah malam Rabu Pungkasan ( Rebo Wekasan) diadakan tasyakuran, para rakyat pun tunduk dan patuh dengan wejangan/nasihat tersebut. Sejak saat itu acara tersebut selalu dilakukan setiap tahunnya hingga sekarang. Tapi kalau diamati pelaksanaan Rabu Pungkasan (Rebo Wekasan) yang dahulu dan sekarang itu berbeda, sekarang acara tersebut lebih mirip dengan perayaan Idul Fitri atau Idul Adha, acara silaturahmi antar warga, makan-makan ketupat atau lontong dan acara seperti pasar malam, segala macam makanan tradisional dan apaun itu dijual disitu.
Tapi intinya para warga masih menjaga dan melestarikan apa yang disampaikan oleh Sunan Giri tersebut.
Mungkin itu saja kawan yang dapat saya bagi, semoga bermanfaat dan jika berkenan tinggalkan komentar demi kemajuan blog ini, terima kasih.
nyimak aja, ditunggu postingan selanjutnya
ReplyDeleteOke dech silahkan disimak
DeleteSaya mah baru ngerti sekarang Rebo Wekasan, Rame juga ya mas seperti acara Mauludan, pernah dengar juga kalau mandi malam tujuh sumur bagus, setelah mandi banyak dzikir dan shalat malam
ReplyDeleteIya ramai sekali Rebo Wekasan itu :D
DeleteArtikelnya menarik sob... terus terang saya kurang faham dengan rebo wekasan. tapi dengan adanya artikel ini jadi sedikit tercerahkan. :)
ReplyDeleteHehehe, syukur dech mas, paham walaupun cuma sedikit
Deletemeski begitu banyak dan berbagai cara mengucapkan syukur , namun mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan memang harus dilakukan mas .
ReplyDeleteIya mas, benar itu
Deleteoh begitu toh sejarahnya gan, baru tau saya rebo wekasan..
ReplyDeleteNice Share :D
Hehehe, sekarang sudah tahu kan :D
Deleteoo jadi itu seperti air suci ya gan,, tapi sebernarnya saya baru pertama denger nih...
ReplyDeletemakasih infonya...
Ya mungkin begitu mas :D
Deletesaya malah kurang mengerti dengan yang beginian soalnya bukan orang jawa :D
ReplyDeleteHehehe, gitu ya sob
Deletedibuat pengetahuan aja sob kalau gitu
Saya org Jawa... tp juga gak ngerti ^_^
DeleteMungkin tempat tinggalnya jauh ya pak dari kota gresik jadi gak tahu
Deletewalaupun orang jawa
Membaca ini membuat saya makin tidak sabar untuk mewujudkan mimpi untuk ziarah ke 9 makam wali, menapak tilasi jejak perjalanan syiar mereka...
ReplyDeleteEh, ada mbak Tika di sini...
DeleteSemoga cepat terealisasikan mbak mimpinya untuk ziarah ke 9 makam wali.
Deletetradisi budaya leluhur yg unik ya.....sebagai warisan dari Sunan Giri..luarbiasa..keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
ReplyDeleteIya pak, memang sangat unik dan patut untuk dilestarikan
Deletesalam kembali
jangan sampai hilang tu tradisi, harus dilestarikan :)
ReplyDeleteBenar sekali itu gan
Deleteperlu dilestarikan dan dijaga
Saya baru dengar "Rebo Wekasan" ini Sob. Indonesia memang kaya ya.....
ReplyDeleteSalam
Iya pak memang benar
Deletekaya akan budaya
ijin nyimak gan ditunggu posting selanjutnya
ReplyDeleteOke sob
Deletewah ternyata banyak tradisi disetiap daerah itu yamas,thx sharingnya
ReplyDeleteIya mas benar
Deletewajib dilestarikan tuh gan :)
ReplyDeleteIya mbak Dwi
Deletebiasanya ada yang solat sunah rabu wekasan dipagi hari yia bos, jadi bener2 mirip sama hari raya idhul fitri dan idhul adha, bedanya ga ada khotbahnya, hehehe...
ReplyDeleteKalau itu kurang paham sob
Deletehehe
sudah menjadi tradisi juga yaa rabu pungkasan ini, suatu kegiatan yang sangat postif buat masyarakat setempat, thanks mas informasinya :)
ReplyDeleteIya sob, tiap tahunnya pasti dilakukan
Deletepernah dengar juga istilah rebo wekasan, tapi belum paham saya mas hehe :)
ReplyDeleteOhw gitu ya mbak
Deletecepetan ndang paham mbak
hehe
biasanya orang jawa yang paham sama rebo wekasan mas, katanya sih ada sesuatu getu ;)
ReplyDeleteSaya orang jawa tapi untuk ada sesuatunya juga kurang paham mbak
Deletehehe